Shock Market, Asset Budaya Ekonomi Desa Tunahan - Rumahkabar.com

Breaking

Post Top Ad

Post Top Ad

Selasa, 02 Agustus 2022

Shock Market, Asset Budaya Ekonomi Desa Tunahan

Dokumentasi Pasar Kaget Desa Tunahan


RumahKabar.com - Shock market atau pasar kaget yang terletak di Desa Tunahan, Keling, Jepara menjadi salah satu aset budaya di tengah modernisasi perdagangan.


Pasar kaget sudah menjadi tradisi unik masyarakat desa Tunahan Keling. Salah satu alasan utama adanya pasar kaget dimana masyarakat untuk menuju akses pasar tradisional cukup jauh, sehingga masyarakat berinisiatif untuk membuka pasar yang berjarak lebih dekat dengan tempat tinggal mereka.  


Pasar kaget buka setiap hari ahad dan rabu, didepan Balai desa Tunahan dengan belasan lapak pedagang yang berjajar disepanjang jalan. Sesuai dengan namanya, pasar kaget hanya dibuka selama 2 jam mulai dari pukul 04.30 WIB sampai dengan 06.30 WIB.


Durasi pasar yang  sebentar dan hanya  digelar 2 kali dalam seminggu  menjadi daya tarik tidak hanya untuk warga Tunahan tetapi juga desa lain diluar Tunahan. Banyak pembeli dari desa-desa sekitar seperti Kunir, Damarwulan, Kaligarang, Bumiharjo, dan desa lain yang berbondong-bondong belanja di pasar kaget.


Selain menjadi  daya tarik bagi masyarakat Keling, pasar kaget juga menjadi menjadi momen peningkatan perekonomian masyarakat desa dengan membawa hasil kebun mereka untuk dijual. Berbagai bahan makanan diperjualbelikan mulai dari makanan tradisional seperti gethuk, pecel, lontong, berbagai jenis sayur mayur dan ayam potong.  Sehingga pasar kaget menjadi budaya ekonomi yang membantu masyarakat mendapat akses belanja yang dekat dan lengkap.


Hadirnya mahasiswa KKN dari Kampus UNISNU Jepara yang ditempatkan di Desa Tunahan berupaya untuk turut serta mempopulerkan pasar kaget agar lebih ramai dikunjungi banyak orang. Selain itu pula para mahasiswa turut mengedukasi masyarakat agar berbelanja di pasar tradisional daripada di toko modern atau e-commerce, tujuannya adalah untuk menggerakan perekonomian masyarakat dari kelangan menengah kebawah.


Upaya lain yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UNISNU Jepara denga melakukan penataan atau me-lay outing tempat supaya tertera lebih rapi, sehigga paradigma pasar yang kumuh, tidak ramah, becek dapat terkikis. Selain itu pula dapat dijadikan sebagai landasan pengaturan lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan.


Muhammad Yusuf Sayfullah Mahasiswa dari Program Studi Manajemen FEB UNISNU Jepara berharap agar "Pasar kaget Desa Tunahan dapat menjadi asset budaya, sehingga mampu menjadi pasar yang mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat khususnya Desa Tunahan". Ungkapnya kepada RumahKabar.com pada Senin (1/8).


Yusuf juga menambahkan bahwa "tantangan terberat kedepan adalah membuat ciri khas dari pasar kaget di Desa Tunahan, ciri khas tersebut tentunya yang tidak terdapat di pasar-pasar tradisional. Melalui ciri khas tersendiri tentunya akan membawa daya tarik tersendiri bagi masyarakat, bahkan tidak menuntut kemungkinan dapat menjadi pusat wisata tradisional yang menawarkan keunikan-keunikan tersendiri." 


Salah satu bentuk ciri khas yang dapat dikembangkan yaitu kuliner-kuliner khas di Kabupaten Jepara dan Kabupaten Pati, khususnya kuliner Khas Desa Tunahan. Mengingat pasar hanya buka di waktu pagi bersamaan dengan waktu untuk orang melakukan aktifitas sarapan (makan pagi), Faktor yang mendukung lagi adalah lokasi Desa Tunahan yang tidak jauh dari tempat wisata seperti Gua Manik, Benteng Portugis, atau Goa Tritip di wilayah Donorojo. (h5m)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Post Top Ad